Sepotong Apa Kabar

Rini An-Nisa Nur Fadzrin
1 min readSep 16, 2021

--

source image : pinterest

Pandemi Covid-19 seakan memaksa kita ‘terbiasa’ dengan berita yang tidak mau kita dengar. Berita duka datang silih berganti. Senang, sedih rasanya seperti makanan sehari-hari. Lalu sepotong “Apa kabar?” yang jawabannya seringkali kita tunggu dengan harap cemas.

Dulu, mungkin menanyakan kabar terasa seperti pembuka obrolan biasa. Untungnya sekarang tidak lagi. Kata-kata seperti, “Apa kabar?”, “Hati-hati di jalan”, “Hubungi kalau sudah sampai”, “Jaga kesehatan” menjadi ungkapan perasaan sayang kita yang tersembunyi.

Mungkin memang ungkapan itu bisa dalam bentuk banyak hal. Menanyakan kabar, memastikan bahwa mereka baik-baik saja, membuat mereka tertawa, dan masih banyak lagi. Wabah yang terjadi sekarang pun membuat kita belajar sedikit lebih menghargai. Menghargai waktu bersama orang yang kita sayangi.

We all have limited time. Tidak ada yang tahu siapa yang akan mendahului kita. Atau mungkin kita yang harus pergi terlebih dahulu. Rasanya kematian seolah semakin mendekat, melambaikan tangannya. Mengingatkan kita kalau waktu yang sudah kita lalui tidak akan pernah kembali lagi. Begitu juga waktu yang akan datang, yang belum tentu kita genggam.

Semoga kita diberi kekuatan untuk memaknai waktu yang kita punya. Semoga diberi waktu yang cukup untuk saling bertanya “Apa kabar?” dan membuka cerita-cerita yang belum tersampaikan. Semoga semua yang kita harapkan segera terwujud dan menjadi nyata.

Jakarta, 22 Agustus 2021.

--

--

Rini An-Nisa Nur Fadzrin
Rini An-Nisa Nur Fadzrin

Written by Rini An-Nisa Nur Fadzrin

a passionate writer | ig: @annisanurfadzrin

No responses yet