Antara Bandung dan Jakarta

Rini An-Nisa Nur Fadzrin
1 min readMar 9, 2022

cerita dari dua sudut kota

(I)

Jakarta adalah seorang Ibu yang menyeretku bangun pagi. Ia adalah muda mudi di kawasan SCBD dengan pakaian perlente. Ia pula adalah kakek tua yang kutemui di setiap sudut kota; dengan wajah tertunduk, dengan tubuh renta yang mendorong gerobak, dengan senyum menyambut pembeli keripik dan kerupuknya yang gurih seperti janji anggota parlemen.

Jakarta adalah teriak pengendara mobil yang kehilangan kesabarannya saat macet. Ia adalah perempuan muda angkuh yang banyak bertengger di setiap kantor. Namun, ia juga adalah mentari hangat di sore hari yang suntuk. Jakarta adalah selimut malam yang hangat bagi mereka yang menangis dalam gelap.

(II)

Bandung adalah kota yang sehangat pelukan Ibu. Berbagai lengkung dan garis senyum akan kau temui di banyak sudut; berjubel seperti jenis makanan dan tren fashionnya yang tak pernah surut.

Bandung adalah udara segar yang ku hirup setiap pagi. Ia adalah rumah tempatku dan mungkin juga kamu untuk pulang. Ia adalah barisan kebun teh dan kebun strawberry yang luas terhampar. Ia adalah riang dan tawa sahabatku, dan banyak cerita yang enggan membeku.

9 Maret 2022.

Rini An-Nisa Nur Fadzrin

--

--